[] Bilik Menulisku: Cara Saya Mencari Kebahagian dan kedamaian

Jumat, 08 November 2013

Cara Saya Mencari Kebahagian dan kedamaian

“What is success? It is being able to go to bed each night with your soul at peace”
 

Saya penggemar berat kata-kata mutiara, jauuuh sejak zaman bersekolah dasar dulu. Saat itu, paling suka kalau disuruh mengisi buku notes teman, yang biasanya terdiri dari informasi tentang : Nama, Alamat, Hobi, dll, dan yang terakhir : Kata Mutiara. Belum ‘jamannya’ berbagi data tentang nomor telepon, alamat email, facebook, twitter, apalagi pin BB. Dan kala itu, kata-kata mutiara sangat terbatas, belum berkembang seperti sekarang. Jadi, paling saya dulu biasa menulis, 
“Kejarlah cita-citamu setinggi langit”, atau, “4x4=16, sempat tidak sempat, mohon dibalas”. Halah… *tutupmuka*


Sekarang, saat membuka akun di beberapa sosial media, kata-kata mutiara langsung ‘mrudul’. Bertaburan mengantri untuk dibaca. Dan saya betah berlama-lama memandanginya, membaca, dan menyimak baik-baik makna yang terkandung di dalamnya. Kadang tersenyum sendiri sambil mengangguk-angguk mengiyakan, kadang memonyongkan bibir karena merasa tersindir. But overall, those wise words inspire me a lot!

Seuntai kalimat yang ada di page bapak Paulo Coelho diatas adalah salah satu yang membuat saya tersenyum kecut. Katanya, kesuksesan itu adalah bisa tidur tiap malam dengan jiwa yang damai. Padahal, saya sering tidur dengan pikiran kalut. Ruwet dengan kecemasan, kebimbangan, kegalauan, bahkan penyesalan. Tentang orangtua, anak, suami, kerjaan, aktualisasi diri, uang, pakaian, rumah, dsb-dsb-dsb. Ah, sungguh tidak enak sekali rasanya membawa-bawa ‘hawa buruk’ ke dalam istirahat malam.

Berdasar itu, saya mulai mencari-cari cara untuk tenang. Bukan apa-apa, saya ‘ngga mau lama-lama jadi ‘orang setres’, yang tertekan oleh pemikirannya sendiri, baik untuk hal-hal yang belum, atau sudah terjadi. "Terlalu khawatir", atau "Kebanyakan mikir yang engga-engga", begitu kata suami saya, kalau sudah melihat kening saya mengeriput. Padahal, masih banyak hal yang pantas disyukuri, kan, daripada dikhawatirkan. Seperti kalimat yang diucapkan oleh Master Shifu di film kartun Kung Fu Panda,
 "You are too concerned about what was and what will be. There is a saying : Yesterday is history, tomorrow is a mystery, and today is a gift. That is why it is called the 'present"
Image result for master shifu dreamworks
image : dreamworks.wikia.com
Kamu terlalu khawatir tentang apa yang sudah (terjadi) dan apa yang akan (terjadi). Ada kalimat :
 Kemarin adalah sejarah, esok adalah misteri, dan hari ini adalah anugrah. Itulah mengapa (hari ini) disebut 'hadiah' -dalam bahasa Inggris, today = present day, dan gift = present (hari ini/anugrah/hadiah).
Nah, kaaan... Jadi saya pingin mensyukuri sang 'present' itu. Ingin mensyukuri hari ini, anugrah ini, hadiah ini dariNya. Saya ‘ngga mau terus-terusan bangun tidur dengan mata yang berat untuk dibuka, dan badan yang malas untuk diajak gerak. Bahkan, pikiran pun langsung otomatis meng-‘upload’ pikiran-pikiran negatif yang sudah semalaman dipikirkan. Masa, tidur dengan pikiran jelek, bangun juga dengan pikiran jelek? Mau dibuat jelek seperti apalagi muka dan hidup saya ini??

Lagipula, saya punya orangtua yang selalu support, suami yang pengertian, anak-anak yang sehat dan cerdas, rumah yang layak ditinggali, teman-teman yang baik… Well, baiklah, saya mau ‘ngaku aja. Orangtua kadang bersikap menyebalkan, suami seakan kurang perhatian, anak-anak mulai beranjak besar, yang banyak tanya dan ingin mencoba ini-itu yang bikin berantakan, rumah yang titik-titik, teman yang titik-titik-titik…

Tuh, saya sudah coba untuk jujur, kan... Jangan keburu men-judge buruk yah, karena pengakuan itu merupakan bagian dari terapi untuk menyembuhkan jiwa. Nah, itu dia. Saya butuh penyembuhan jiwa. Dan langkah pertamanya adalah pengakuan, dan mencoba berdamai dengan keadaan. Itulah kenapa saya jatuh cinta pada kata-kata mutiara. Selalu menenangkan jiwa dan pikiran, dan membuat saya yakin bahwa pasti ada hikmah yang bisa diambil di dalam setiap kejadian. 

Lalu, terbaca oleh saya satu wisdom quote lagi.
“The moment you accept that there’s a guidance system supporting you, then you experience a new sense of freedom and peace.” ~ Gabrielle Bernstein
Shining sun at clear blue sky Free Photo
Saat kita menerima bahwa ada sistem panduan yang mendukung, maka kita akan mengalami perasaan baru tentang kebebasan dan kedamaian.

Iya, benar. Benar bahwa ada yang selalu menjaga kita, men-support kita, memandu kita dalam setiap langkah kehidupan. Dengan keyakinan pada Tuhan, pasti segalanya jadi indah, tenang, dan aman. Just let us do the best, and let God do the rest. Betul?? Jadi, kenapa hidup mesti dipusingin?!? Pinter ya, saya? 

Sebentar… tapi itu baru teori. Prakteknya yang sulit. Memangnya gampang, melakukan sesuatu sebaik mungkin, lalu menyerahkan sisanya pada kehendak Tuhan? Saat doa saja sering terlupa, dan ikhtiar sering terasa berat, apalagi berpasrah? Hadeuh… *garukjidat*

Kemudian, terjadilah pertemuan itu. Pertemuan yang membuat saya semakin percaya, bahwa ternyata memang segala sesuatu yang betul-betul diinginkan, entah bagaimana caranya, terjadi. Padahal, saya ‘cuma’ memikirkan, berdoa minta dikabulkan, lalu ikhtiar (seadanya) dengan searching di internet. Eeh, tiba-tiba ada pemberitahuan tentang Free Talk Sejenak Hening oleh mas Adjie Silarus. Hwaduuuh, senengnyaaa!! Sudah sesuai dengan keinginan, lokasinya dekat, suasananya nyaman, gratis, dapet makan pula! *ibu-ibu banget, bahagia dengan gratisan dan makan-makan :p * 

Seakan semuanya dimudahkan, dilancarkan, dan ditaruh begitu saja di depan mata. Ibarat para cowboy junior bertemu bidadari yang tiba-tiba jatuh dari kuda, eh, surga, maka akhirnya, tulisan ini ber-happy ending. Saya bertemu dan kenalan dengan sang ‘pujaan’ (halah lagi!), mendapatkan buku karangannya dan ditandatangani (buku pertama saya yang bertandatangan author-nya, yay!), juga semakin belajar tentang kedamaian. 

Apalagi, bangga sekali rasanya (dan sepertinya saya patut 'sedikit' pamer/bercerita) bahwa, dua kata-kata mutiara pertama diatas, yang begitu membuka mata hati dan pikiran saya dalam mencari kebahagiaan dan kedamaian, adalah dua kata-kata mutiara yang juga mas Adjie sebutkan dalam pembahasannya mengenai Sejenak Hening. Bukan hanya tersenyum, tapi bibir saya langsung ikut menggumamkan dua kalimat bijak itu saat beliau mengucapkannya. Sungguh, betapa bahagianya mengetahui bahwa sang idola (ehem!) terkesan pada sesuatu yang juga membuat saya terkesan. Artinya, saya pun sama seperti beliau, bukan? Satu pikiran dalam pemilihan kalimat yang disukai. *geer*

Hhh... Senangnya, mendapatkan sebuah pengalaman/pelajaran baru yang bisa diaplikasikan dalam keseharian. Sepulang dari pertemuan itu, saya tidak sabar untuk segera membaca buku dan mempraktekkan meditasi Mindful yang diajarkannya *Tuh kan, mulai lagi 'ngga sabaran', satu hal yang seharusnya dihindari dalam rangka mencari tenang. Gimana mau tenang, kalau grasa-grusu?* Tapi setidaknya, kali ini grasa-grusu saya mendapat apresiasi manis. Alhamdulillah, kata-kata mutiara ketiga saya disini, yang saya tulis di cover belakang buku Sejenak Hening (dan yang saya foto lalu di-tweet), mendapat respon baik dari mas Adjie. Beliau ikut me-ReTweet kalimat tersebut, dan memberi saya kicauan, "Do you know Gabrielle Bernstein? Cool :)"

Begitulah... Akhirnya, sejak mendengarkan cerita dan membaca buku tersebut, saya mulai mencoba lagi usaha-usaha saya yang pernah gagal dalam mencari kebahagiaan dan kedamaian. Semoga, dengan keyakinan bahwa segalanya akan dilancarkan, dibentangkan, saat benar-benar fokus pada suatu tujuan, saya mendapatkan apa yang selama ini saya cari. Saya juga ikut berdoa, semoga teman-teman selalu berada dalam keadaan damai dan bahagia, yang penuh dengan ketaatan dan rasa syukur terhadap semua anugrah Tuhan. Mudah-mudahan malaikat ikut mengaminkan doa ini untuk saya. Wish me luck on my way of being mindful ya  J 
  
Let your thought open you a right way of life. Remember, life is not what happening to you, it's responding to you. The universe is confirming your wishes.  So, be positive and grab the happiness! 

2 komentar:

  1. inspiratif kok mbak.... ditunggu ya lanjutannya.. tapi ga perlu terburu-buru lho :)

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah, bisa ikut mengispirasi. Iya sip, lanjutannya lagi otw, biarpun pelan2 aja, hihi :D

    BalasHapus